Tim Seleksi Kunjungi Rumah Calon Penerima Program Beasiswa Fakultas Kedokteran

Sasamboinside.com — Tim panitia seleksi kunjungi rumah Hafiz dan Hafizah calon penerima program beasiswa Fakultas Kedokteran pada Perguruan Tinggi di Provinsi NTB.

Tim terdiri dari Pemkab Lombok Tengah bersama pengurus Yayasan Peduli Yatim-Piatu dan Dhuafa Tersenyum.

Turunnya tim ini untuk memastikan 19 peserta yang sebelumnya lulus seleksi administrasi masuk kriteria sebagai penerima beasiswa golongan tidak mampu.

Visitasi hari pertama, tim mendatangi dua rumah peserta. Yakni, rumah Baiq Nur Latifatuzzahrah warga Desa Pengembur Kecamatan Pujut, tamatan Sekolah Menengah Atas (SMA) Ibrahimy Sukorejo Situbondo, Jawa Timur.

Setelah itu, tim juga mengecek rumah Baiq Ismi Solihatin Rengganis di Desa Monggas, Kecamatan Kopang yang merupakan alumni Nurul Hakim.

Ketua Yayasan Peduli Yatim-Piatu dan Dhuafa Tersenyum, Lalu Firman Wijaya menyampaikan, turunnya tim visitasi ini sebagai tindak lanjut rencana pihak yayasan memberikan beasiswa bagi para tahpiz Al-Qur’an dan yang sekolah di Jurusan IPA.

Para peserta yang di datangi ini sebelumnya dinyatakan lulus seleksi administrasi.

“Sebelumnya sudah dilakukan seleksi administrasi dan dinyatakan lulus, kemudian di uji pengetahuan para peserta tentang Tahfiz Al-Qur’an dan kemudian saat ini kita melakukan kunjungan untuk memastikan bahwa tujuan beasiswa terpenuhi sesuai dengan syarat yang berlaku.” Ungkap Lalu Firman Wijaya saat berada di Desa Pengembur, Kecamatan Pujut, Senin kemarin.

Firman yang juga Sekda Lombok Tengah itu menegaskan, untuk bisa mendapatkan beasiswa ini harus memenuhi kriteria.

Bahkan, penilaian dilakukan juga mengacu dengan keputusan Menteri Sosial (Mensos) terkait dengan kriteria miskin, yakni yang dinilai tidak mampu secara materi untuk kuliah.

Terlebih tidak bisa dinafikan untuk biaya kuliah di Kedokteran ini cukup tinggi. Maka seleksi ini sangat penting agar kedepan program beasiswa ini tepat sasaran.

“Biaya di kedokteran cukup tinggi dan ini bagian dari pertanggungjawaban kami dari tim aksesor. Karena yang dikelola ini dana dari masyarakat. Maka penting untuk diseleksi dengan ketat dan ada standar yang kita jadikan acuan dan ini kita petik dari undang-undang juga. Jadi semua aspek harus kita nilai agar tidak menjadi fitnah dikemudian hari,” terangnya.

Dari pantauan dilokasi, tim dengan detail menanyakan pekerjaan orang tua. Melihat kondisi rumah, hingga penghasilan dari keluarga yang akan menerima.

Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa yang menerima beasiswa ini adalah orang yang memang kategori miskin.

“Makanya 19 peserta ini kita datangi rumahnya satu persatu melakukan penilaian untuk bisa mendapatkan 10 orang untuk kita kuliahkan di kedokteran,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *