Polda NTB Akan Maksimalkan Penanganan PMK, Agar Tidak Meluas di Pulau Sumbawa

Mataram, NTB – Menindak lanjuti perkembangan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) khususnya di pulau Sumbawa, tim Ops Aman Nusa II PMK Polda NTB telah melakukan berbagai upaya penanganan untuk mencegah penyebaran virus yang menyerang Hewan Ternak tersebut.

Berdasarkan keterangan yang di sampaikan Kabid Humas Polda NTB bahwa untuk mengetahui perkembangan penanganan PMK di Pulau Sumbawa, Tim Ops Aman Nusa II PMK Polda NTB tetap melakukan koordinasi dengan Kapolres/Wakapolres jaran Polda NTB selaku ketua gugus penanganan PMK di masing-masing daerah.

“Kami sudah menegaskan kepada seluruh Kapolres/ta dan Wakapolres jajaran Pulau Sumbawa agar selalu melakukan koordinasi dengan instansi terkait di masing-masing Kabupaten Kota seperti Disnakewan untuk selalu berkoordinasi untuk mengetahui perkembangan penanganan,”jelas Artanto.

Selain itu kami telah mempertegas agar seluruh Bhabinkamtibmas untuk segera menyelesaikan pendataan hewan ternak di masing-masing wilayah hukumnya, sesuai data sampai hari ini untuk Kabupaten Sumbawa jumlah kasus 342, sisa 285, mati 1 dan yg sudah sembuh sebanyak 56 ekor sedangkan yang sudah tervaksin sebanyak 191 ekor hewan ternak.

“Khusus di pulau Sumbawa tim di lapangan sedikit mengalami kendala pendataan dikarenakan sistem ternak di Pulau Sumbawa tidak semua menggunakan sistem kandang melainkan masih banyak yang melakukan ternak liar,”jelasnya.

Akan tetapi kita meminta dilakukan isolasi atau membuat kandang tersendiri bagi hewan ternak yang terdeteksi PMK. Selain itu Sosialisasi dan penyemprotan Disinfektan serta vaksinasi akan terus di genjot khususnya di pulau Sumbawa.

“Saat ini ketersediaan vaksin masih terbatas dari jumlah 40 ribu vaksin yg sudah di terima Pemda NTB sebanyak 29.430 ekor hewan ternak di vaksin namun sesuai dengan arahan kementrian di harapkan pada bulan Agustus ini ketersediaan vaksin sudah mencapai diangka 90 persen lebih,”jelasnya.

Sementara ketersediaan tenaga Vaksinator terdiri medis (drh.), peramedis maupun tim vaksinator Polri terus dilakukan koordinasi agar dapat ditingkatkan jumlahnya.

Saat ini sesuai data yang diterima bahwa ketersediaan tenaga medis (drh) pada masing-masing kota kabupaten sebagai berikut : Kota Mataram 2, Lombok Barat 3, Lombok Utara 2, Lombok Tengah 12, Lombok Timur 18, Sumbawa Barat 7, Sumbawa 16, Dompu 8, Kota Bima 18 dan Kabupaten Bima 2.

Sedangkan keberadaan tenaga Paramedis untuk Kota Mataram 8, Lombok Barat 7, Lombok Utara 5, Lombok Tengah 11, Lombok Timur 25, Sumbawa Barat 2, Sumbawa 6, Dompu 4, Kota Bima 2 dan Kabupaten Bima 9.

Untuk tenaga Vaksinator dari polri sendiri adalah Kota Mataram 26, Lombok Barat 10, Lombok Utara 6, Lombok Tengah 6, Lombok Timur 5, Sumbawa Barat 2, Sumbawa 6, Dompu, 4, Kota Bima 2 dan Kabupaten Bima 9.

Untuk mengatasi persoalan yang ada di pulau Sumbawa terkait penanganan PMK Gugus tugas harus selalu berkoordinasi dengan semua stekholder untuk mencari solusi penanganan.

“Misalnya kabupaten Bima kekurangan tenaga Vaksinator maka segera kordinasi dengan kabupaten lain di sekitarnya agar segera bisa dibantu untuk tenaga yang dibutuhkan. Kemudian sosialisasi tetap terus dilakukan termasuk tindakan yang harus segera dilakukan bila menemukan hewan ternak yang sakit, segera berkoordinasi untuk membuat kandang tersendiri untuk dilakukan isolasi terhadap ternak sakit tersebut,”pungkasnya.

Untuk diketahui populasi hewan ternak di NTB sebanyak 2.215.309 ekor, yang masih sakit 3.748 ekor, sembuh 87.420 ekor, mati 206, potong bersyarat 247 ekor sedangkan untuk ternak yang mati akan diganti pemerintah, ungkap Artanto.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *