Direktur Ancam Tembak! Inaq Dewi: “Oh, Tembak Saja”

Sasamboinside.com – Inaq Dewi, warga Lancing, Desa Mekar Sari, Kecamatan Praya Barat, membantah tuduhan bahwa dirinya menebas tangan Direktur PT Issindo Karya Gemilang, Is Karyanto.

Pernyataan tersebut ia sampaikan saat didampingi suaminya, Amaq Inar, seusai menjalani pemeriksaan penyidik Polsek Praya Barat di rumahnya pada Senin (3/2/25).

Menurut Inaq Dewi, kejadian yang sebenarnya adalah tangan Direktur PT Issindo Karya Gemilang, Is Karyanto hanya bersentuhan dengan punggung parang yang dibawanya.

“Tidak pernah saya tebas, mana buktinya? Ada banyak saksi di sana. Kalau saya tebas, pasti terluka. Lihat saja videonya, ada kalimat dia bilang ‘kamu itu’ yang dimaksud saya, sudah jelas dalam video itu,” ungkapnya.

Dalam peristiwa yang terjadi di lahan sengketa tersebut, Inaq Dewi mengaku tidak melihat Is Karyanto mengeluarkan senjata saat dirinya diduga diancam akan ditembak.

“Tidak mengeluarkan apa-apa, saat pegang pinggang tidak saya lihat karena bajunya besar,” jelasnya.

Inaq Dewi menceritakan bahwa insiden bermula ketika dirinya mencoba menghalau pengerjaan lahan yang diakui miliknya.

Ia mendatangi pekerja proyek dan meminta mereka menghentikan aktivitas penggalian.

“Saya bilang jangan kerjakan tanah ini. Setelah ada orang yang keluar, saya tanya kenapa tanah saya dikerjakan lagi? Apa sudah bicara dengan saya? Dijawab bahwa sudah damai, tapi saya menyangkal pernyataan itu,” katanya.

Tidak lama setelah itu, seseorang datang dengan nada marah, lalu Inaq Dewi memukul alat berat yang ada di lokasi.

Sopir alat berat pun keluar, disusul oleh kedatangan Is Karyanto. Melihat kondisi lahannya yang digali, Inaq Dewi melayangkan protes dan menuntut agar tanah tersebut dikembalikan seperti semula.

Dengan nada marah, Is Karyanto meminta Inaq Dewi menunjukkan sertifikat kepemilikan lahan tersebut serta menanyakan keberadaan pengacaranya.

“Saya jawab bahwa saya tidak punya pengacara, dan saya mengatakan lebih baik saya mati daripada tanah saya dikerjakan,” ujar Inaq Dewi.

Setelah adu mulut tersebut, Inaq Dewi mengaku mendapatkan ancaman penembakan dari Is Karyanto.

Namun, kejadian itu belum sempat direkam oleh anaknya yang sedang berbicara dengan sopir alat berat.

“Dia (Is Karyanto) bilang mau tembak, tapi tidak terekam karena anak saya sedang bicara dengan sopir. Kemudian dia kembali mengancam akan menembak, lalu saya jawab, ‘Oh, tembak saja’. Setelah itu, dia pergi bersama teman-temannya, dan saya juga pergi,” jelasnya.

Tanah yang menjadi lokasi sengketa tersebut merupakan milik Amaq Ilam, saudara dari Inaq Dewi, yang berasal dari Desa Rembitan, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah.

Inaq Dewi dan suaminya memiliki kewajiban untuk menjaga dan merawat tanah seluas 8 are tersebut.

“Waktu itu, tanah ini ditukar dengan motor Tiger, ada bukti surat penyerahan tanah. Sejak dulu sampai sekarang, tanah ini tidak pernah dibayar baik oleh pihak Tampah Hill maupun PT Santria,” ujar Amaq Inar, suami Inaq Dewi.

Ia juga menegaskan bahwa membawa parang saat ke ladang, kebun, atau sawah adalah tradisi masyarakat setempat.

“Setiap pergi ngaret (menggembala sapi-kerbau), istri saya selalu membawa batek (parang). Itu sudah kebiasaan di sini,” ujarnya sembari menunjuk seorang warga yang melintas dengan parang di pinggangnya.

Di lain sisi, Direktur PT Issindo Karya Gemilang, Is Karyanto mengaku bahwa insiden tersebut bermula ketika Inaq Dewi mendekati alat berat ekskavator dan melakukan pemukulan serta pembacokan terhadap alat tersebut.

Melihat kejadian itu, ia pun mendekati Inaq Dewi untuk menanyakan penyebab keributan.

“Akhirnya langsung dia angkat parang dan tangan kiri saya yang kena gitu lo (akibat penebasan). Cuma saya juga ndak ngerti kenapa ndak terluka. Gara-gara dia sabet parang itulah saya emosi, saya teriak,” ujar Is Karyanto, Senin (3/1/25).

Menurutnya, ucapan yang dianggap sebagai ancaman penembakan sebenarnya adalah bentuk kemarahannya terhadap tindakan Inaq Dewi yang membawa parang.

“Akhirnya untuk mengantisipasi dia sabet sekali lagi lebih baik saya yang memarahi dia gitu lo. Supaya tidak melakukan pidana lagi akhirnya saya bilang, ‘Kok main parang? Pakai tembak caranya. Nggak usah pakai parang, tembak saja gitu lo’,” jelasnya.

la juga menanggapi tuduhan bahwa dirinya tampak seperti hendak mengeluarkan senjata dari pinggangnya.

Is Karyanto mengklarifikasi bahwa gerakannya saat itu hanyalah untuk menarik celana yang melorot, bukan untuk mengambil senjata.

“Saat itu saya sedang menarik celana karena melorot. Jadi saya tarik celana saya itu. Makanya agak kelihatan pantat saya itu,” ungkap Direktur PT Issindo Karya Gemilang itu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *