Magic Mushroom Jadi Primadona di Gili Trawangan, Meno dan Air

MATARAM sasamboinside.com – Peredaran magic mushroom di destinasi wisata Gili Trawangan, Meno dan Air (Tramena) masih tinggi di wilayah hukum Polda NTB.

Hingga saat ini, jamur kotoran sapi ini masih populer jika di bandingkan dengan narkotika jenis ganja, sabu, ekstasi dan lainnya.

Direktur Reserse Narkoba (Dirresnarkoba) Kepolisian Daerah (Polda) Nusa Tenggara Barat (NTB), Kombes Pol Deddy Supriadi mengatakan, magic mushroom di destinasi wisata Gili Tramena masih menjadi primadona bagi wisatawan.

Menurut dia, pengungkapan peredaran narkotika golongan I ini mendominasi di destinasi wisata andalan Nusa Tenggara Barat itu.

“Kalau pantauan kami saat ini dan berdasarkan pengungkapan yang sebelum-sebelumnya narkotika jenis mushroom yang paling banyak di minati oleh para pengunjungnya,” kata Kombes Pol Deddy Supriadi, Rabu, 5 Juni 2024 di Polda NTB usai gelaran konfrensi pers Pemusnahan Barang Bukti Narkotika dan Miras Pengungkapan Kasus Periode Maret sampai Mei 2024.

Dikatakan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1999 ini, peredaran narkotika jenis masrum ini menjadi primadona.

Menurutnya, yang membuat mushroom menjadi primadona ditengarai karena mudahnya diperoleh, disamping itu juga harganya terjangkau.

“Disamping harganya murah kemudian perolehannya juga gampang. Ya karena dia bisa diperoleh dari tumbuhan yang tumbuh pada kotoran hewan seperti itu,” ungkapnya.

Disisi lain, Kombes Pol Deddy Supriadi membeberkan, pengungkapan peredaran narkotika di Gili Trawangan, Meno dan Air bukan terfokus pada mushroom saja, juga pada narkotika jenis lainnya.

“Perlu diketahui narkotika jenis lainnya juga, termasuk sabu jadi pemantauan kita di tiga gili ini,” katanya.

Pengungkapan peredaran narkoba di Gili Tramena memiliki sejumlah kendala. Diantaranya jaringannya tersebar bukan di tiga Gili saja, melainkan juga tersebar di beberapa titik penyeberangan di wilayah tersebut.

“Memang ada keunikan tersendiri, karena jaringan mereka itu tersebar tidak hanya di tiga gili itu tapi di tempat penyeberangannya itu sudah ada. Maka kesulitan petugas itu adalah baik dari keberangkatan hingga kedatangan di lokasi itu seringkali bocor,” ungkapnya.

Kendati demikian, dia memastikan, seiring waktu jaringan pengedar itu diyakininya bisa diungkap hingga ke akar-akarnya.

“Tapi yakinlah bahwasanya kejahatan itu tidak akan tidak terungkap, tinggal menunggu waktunya saja,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *