Lima Siswa SD Keracunan Usai Konsumsi Menu MBG Mengandung E. Coli di Lombok Tengah

Sasamboinside.com – Kasus dugaan keracunan makanan yang menimpa lima siswa SDN Repok Tunjang, Kecamatan Pringgarata, Kabupaten Lombok Tengah akhirnya terkonfirmasi.
Dinas Kesehatan Lombok Tengah memastikan dua jenis menu dari program Makanan Bergizi Gratis (MBG) mengandung bakteri Escherichia coli (E. Coli).
Peristiwa terjadi pada Rabu (24/4/2025), saat kelima siswa menyantap paket MBG yang berisi nasi putih, tumis kangkung, telur bumbu, kacang goreng, dan buah salak.
Tak lama setelah makan, mereka mengalami mual, muntah, hingga lemas dan langsung dilarikan ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan perawatan.
Kepala Dinas Kesehatan Lombok Tengah, Suhardi, pada Rabu (8/5), menyebut hasil uji laboratorium mengidentifikasi telur bumbu dan kacang goreng sebagai sumber kontaminasi bakteri E. Coli.
“Telur bumbu dan kacang goreng terbukti mengandung E. Coli. Ini menunjukkan ada prosedur kebersihan yang terabaikan,” tegas Suhardi.

Ia menjelaskan, bakteri E. Coli biasanya muncul akibat sanitasi buruk seperti tangan tidak dicuci dengan sabun setelah BAB, penggunaan air yang tidak bersih, atau peralatan masak yang tidak higienis.
Insiden ini menyoroti lemahnya pengawasan dalam pelaksanaan program MBG yang sejatinya ditujukan untuk menekan angka stunting dan gizi buruk.
Suhardi menyebut, kedepan semua dapur MBG wajib memperketat sanitasi dan higienitas dari hulu ke hilir, termasuk proses penyimpanan dan distribusi makanan ke sekolah.
“Tujuannya bagus, tapi harus dipastikan benar-benar aman untuk dikonsumsi,” imbuhnya.
Sementara itu, kondisi lima siswa yang sempat dirawat kini sudah membaik dan kembali bersekolah. Pihak sekolah dan orang tua berharap kejadian ini menjadi pelajaran berharga agar tidak terulang.
Sementara, pemilik dapur penyedia makanan MBG, Ahmad Zaini, sebelumnya menyatakan keterkejutannya atas temuan tersebut.
Dalam wawancara pada Jumat (25/4), ia menegaskan bahwa pihaknya memiliki SOP ketat dan siap melakukan evaluasi menyeluruh.
“Kami selalu berusaha menjaga kebersihan bahan baku dan proses masak. Tapi kami siap lakukan evaluasi menyeluruh demi keamanan anak-anak,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *