Sasamboinside.com, MATARAM – Kementerian Desa (Kemendes) merilis daftar 15 Pemenang Lomba Desa Wisata Nusantara 2023. Desa Wisata Senaru berhasil terpilih sebagai salah satu pemenang dengan kategori Desa Wisata Tematik Sosial Budaya.
Mengusung tagline “Berwisata Ke Desa Aja!” Lomba Desa Wisata Nusantara merupakan salah satu program Kementerian Desa (Kemendes) untuk mendorong perkembangan ekonomi desa dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan melalui sektor Pariwisata.
Keberhasilan Desa Wisata Senaru sebagai salah satu pemenang bukanlah tanpa alasan. Selain menjadi salah satu destinasi wisata alam unggulan di provinsi NTB dengan keberadaan air terjun Sendang Gile, air terjun Tiu Kelep, air terjun Betara Lejang, dan juga sebagai salah satu gerbang utama pendakian Rinjani.
Selain itu, Desa Wisata Senaru juga menawarkan otentisitas kehidupan masyarakat pedesaan dengan segala keunikan tradisi, tatanan adat, serta budaya yang masih sangat kuat dipegang oleh masyarakat setempat.
Desa Wisata Senaru merupakan salah satu Desa Wisata dengan perpaduan Alam dan Kearifan Budaya Lokal yang menjadi perhatian Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB untuk lebih dipromosikan, mengingat potensinya yang sangat besar untuk menjadi Desa Wisata unggulan di provinsi Nusa Tenggara Barat.
Ketua BPPD NTB, Baiq Ika Wahyu Wardani, menyatakan bahwa Desa Wisata Senaru memiliki peluang untuk mendapatkan pengakuan secara global dan menjadi salah satu Desa Wisata Adat & Budaya, seperti Desa Sade, Desa Ende, Bayan Beleq, dan lainnya.
“Mungkin semua orang sudah tahu tentang keindahan air terjun Tiu Kelep dan Sendang Gile. Tetapi apakah semua orang sudah mengetahui tentang keberadaan Desa Adat Senaru? Padahal lokasinya hanya beberapa ratus meter dari loket tiket Air terjun Sendang Gile,” kata Ibu Ika.
“Kami dari BPPD NTB berharap para penyedia jasa perjalanan wisata dapat merangkai sebuah kegiatan Full day Tour yang menarik agar semua destinasi yang ada di sepanjang jalan dari Pemenang menuju Senaru dapat dimasukkan ke dalam Trip Itinerary dan dijual kepada wisatawan mancanegara yang berlibur ke Gili,” lanjutnya.
Berdasarkan pemetaan yang dilakukan oleh tim BPPD NTB pada awal November lalu, Kawasan Pemenang, Tanjung, Gangga, dan Bayan dapat menjadi rangkaian tur yang menarik dengan tema Harmonisasi Keindahan alam dan Budaya.
Pada kunjungannya ke keempat kecamatan pada awal bulan November, Direktur Marketing dan Komunikasi BPPD NTB, Adit R Alfath, menjelaskan bahwa Kecamatan Pemenang menawarkan sejumlah destinasi menarik yang dapat dijadikan sebagai titik awal dari perjalanan eksplorasi Lombok Utara, terutama bagi para wisatawan yang menginap di Gili Trawangan.
Desa Wisata Kerujuk, Pusuk Monkey Forest, dan Lombok Wildlife Park dapat dipilih sebagai tujuan awal sebelum melanjutkan perjalanan ke Kecamatan Tanjung untuk menikmati keindahan Vihara Jinapanjara yang berdiri di atas bukit menghadap ke persawahan hijau di Dusun Bentek.
Perjalanan kemudian dapat dilanjutkan menuju pantai tebing di Desa Rempek di Kecamatan Gangga.
Meskipun berpasir hitam, Pantai Tebing memiliki garis pantai yang panjang diapit barisan pohon kelapa, alur pantai yang unik, dan keberadaan Bukit Tebing yang merupakan salah satu bukit yang terbentuk dari tumpukan abu vulkanik akibat letusan Gunung Samalas pada tahun 1257.
Untuk makan siang, wisatawan dapat mengunjungi warung-warung lokal yang tersebar di sepanjang bibir pantai dari Gangga hingga Bayan sebelum akhirnya singgah di Masjid Bayan Beleq.
Selain menikmati kuliner lokal dan membantu menggerakkan UMKM setempat, wisatawan juga dapat istirahat sejenak karena perjalanan dari Pemenang menuju Senaru dapat memakan waktu 1,5 hingga 2 jam.
Setelah makan siang, perjalanan dapat langsung dilanjutkan ke Masjid Bayan Beleq.
Di sini, wisatawan dapat merasakan pengalaman yang mendalam dalam memahami sejarah peradaban masyarakat Suku Sasak dan melihat secara langsung situs-situs sejarah peninggalan masa lalu.
Dari Bayan Beleq, perjalanan bisa diteruskan menuju Desa Wisata Senaru untuk menyaksikan secara langsung kehidupan epik masyarakat Suku Sasak yang masih menghuni kompleks rumah adat dengan segala tradisinya.
Village Tour di Desa Wisata Senaru tidak hanya menawarkan keunikan arsitektur rumah kuno khas Suku Sasak yang terbuat dari tanah, kayu, bambu, dan alang-alang, tetapi juga mengungkap filosofi yang tersemat dalam setiap ukiran, susunan bangunan, dan kegiatan sehari-hari masyarakat setempat yang tak pernah terlepas dari ritual adat sebagai manifestasi kekuatan niat tulus mereka dalam berbuat dan bersikap.
“Dalam setiap perkataan terdapat makna yang dalam, dan pada setiap tindakan terdapat sebuah tujuan mulia untuk menjaga keharmonisan antara manusia dan alam semesta. Hal itu yang langsung terpatri di benak saya ketika mendengar penuturan yang bijak dari para Pemandu wanita di Desa Adat Senaru,” ujar Adit dengan penuh kekaguman.
Setelah puas menyelami sejarah kehidupan masyarakat Suku Sasak di Desa Wisata Senaru, para wisatawan selanjutnya bisa menikmati keindahan dan kesegaran air terjun Sendang Gile dan Tiu Kelep yang sudah mendunia.
Dalam perjalanan balik, para wisatawan bisa mampir di Desa Gondang untuk menikmati keindahan sunset yang terlihat seolah bergerak dalam slow-mo, berpose dalam di tengah barisan pohon kelapa sambil sesekali menari diatas gulungan ombak sebelum akhirnya tenggelam di balik lautan.