Sasamboinside.com – Musim panen yang seharusnya membawa senyum, kini justru membuat para petani tembakau di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) menjerit. Pasalnya, harga jual tembakau anjlok drastis dibandingkan tahun sebelumnya.
Anjloknya harga ini diduga kuat karena kualitas tembakau yang menurun akibat cuaca ekstrem. Hujan lebat yang terjadi tidak hanya merusak tanaman, tetapi juga berdampak langsung pada kualitas daun tembakau yang dipanen.
Azmi, salah seorang petani dari Praya Timur, mengungkapkan kekhawatirannya. “Kemarin kan sempat hujan lebat, itu yang menyebabkan pertumbuhan dan kualitas tembakau tidak bagus,” ujarnya.
Menurut dia, kondisi ini membuat para petani kesulitan mendapatkan harga terbaik dari para tengkulak.
Hal senada juga dirasakan oleh Amaq Yoga, petani asal Semoyang. Ia bahkan mengaku harus menanam ulang bibit tembakau hingga lima kali.
“Kami sudah melakukan penamaan lima kali, karena di penanaman sebelumnya terendam air hujan yang menyebabkan banyak tembakau yang layu,” keluhnya.
Upaya ekstra ini tentu saja menambah beban biaya produksi, sementara hasil panen tidak sebanding.
Penurunan harga yang signifikan ini juga dibenarkan oleh Sulistia Ningrum, seorang anak petani di Desa Semoyang.
Ia pun membandingkan harga tembakau pada tahun ini dengan tahun sebelumnya.
“Tahun lalu daun paling bawah bisa laku Rp 2,5 juta hingga Rp 4 juta per kuintal. Tapi tahun sekarang, harganya cuma sekitar Rp 1 juta sampai Rp 1,7 juta,” terang Sulistia.
Tak hanya itu, daun tembakau berkualitas terbaik yang biasanya menjadi andalan petani juga mengalami penurunan harga.
“Daun yang paling mahal biasanya daun tengah, tahun lalu bisa sampai Rp 7 juta per kuintal. Sekarang harganya cuma sekitar Rp 5 jutaan,” imbuhnya.
Para petani berharap ada perhatian dari pemerintah atau pihak terkait untuk membantu mereka menghadapi situasi sulit ini, baik dalam hal penentuan harga maupun solusi untuk mengatasi dampak cuaca yang tidak menentu. (Her)